Sleman, Isuenasional — Sekolah Air Hujan (SAH) Banyu Bening Sleman bersama mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Negeri Semarang (UNNES) menginisiasi gerakan pemanfaatan air hujan sebagai sumber air bersih alternatif. Sosialisasi yang digelar di Dusun Curen Kulon, Desa Melikan, Klaten, pada Minggu (9/11/2025), menjadi langkah konkret dalam membangun kesadaran masyarakat terhadap keberlanjutan sumber daya air.
Pendiri SAH Banyu Bening Sleman, Sri Wahyuningsih, tampil sebagai pemateri utama dalam kegiatan bertajuk “Sosialisasi Air Hujan Sebagai Sumber Air Alternatif.”
Dalam paparannya, ia menekankan pentingnya pengelolaan air hujan untuk kebutuhan domestik sekaligus menjaga keseimbangan ekosistem. Menurutnya, air hujan dapat menjadi solusi berkelanjutan di tengah semakin menurunnya kualitas air tanah di sejumlah daerah.
“Edukasi mengenai air hujan perlu dikenalkan sejak dini, terutama kepada generasi muda. Air hujan bukan sekadar air yang jatuh dari langit, melainkan simbol keberlanjutan hidup,” ujar Wahyuningsih.
Selain penyampaian materi, kegiatan ini juga menghadirkan demonstrasi teknis pengelolaan air hujan, mulai dari sistem penampungan manual hingga teknologi modern berbasis filtrasi. Peserta diperkenalkan dengan cara mengukur kualitas air menggunakan alat Total Dissolved Solids (TDS) untuk membandingkan tingkat kemurnian air hujan dan air sumur.
Melalui praktik tersebut, warga dan mahasiswa mendapatkan gambaran nyata bahwa air hujan dapat diolah menjadi sumber air bersih alternatif jika dikelola dengan benar. Hasil pengamatan menunjukkan sebagian masyarakat di wilayah tersebut masih mengandalkan sumur bor dengan kualitas air payau, sehingga pemanfaatan air hujan menjadi solusi yang tepat dan hemat.
“Kita bisa mulai dari komunitas terkecil — dari rumah dan lingkungan sekitar — untuk memanfaatkan setiap tetes hujan agar tidak terbuang percuma,” tambah Wahyuningsih.
Kegiatan ini juga menjadi wadah pembelajaran bagi mahasiswa KKN UNNES untuk berinteraksi langsung dengan masyarakat dan memberikan edukasi aplikatif terkait pengelolaan lingkungan.
Dengan pendampingan SAH Banyu Bening Sleman, sosialisasi ini diharapkan mampu mendorong masyarakat mengembangkan sistem penampungan air hujan secara mandiri dan berkelanjutan, sekaligus menumbuhkan kesadaran kolektif dalam menjaga sumber daya air untuk generasi mendatang.
Sumber : Infopublik

