Isuenasional, Jakarta — Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menunjukkan intensitas diplomasi yang tinggi di panggung global. Sejak awal 2025, Indonesia aktif memainkan peran penting dalam isu kemanusiaan, ekonomi internasional, hingga pelestarian warisan budaya dunia.
Salah satu sorotan utama datang dari pidato Presiden Prabowo di Sidang Umum ke-80 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Amerika Serikat, pada 23 September 2025. Dalam pidato bersejarah itu, Prabowo menyuarakan dukungan penuh terhadap solusi dua negara sebagai jalan damai bagi konflik panjang Palestina–Israel.
Ia mengingatkan dunia akan pengalaman pahit bangsa Indonesia yang hidup di bawah penjajahan selama berabad-abad, dan menegaskan bahwa penderitaan itu membentuk kepedulian Indonesia terhadap bangsa-bangsa tertindas. “Indonesia tahu rasanya dijajah dan direndahkan di tanah air sendiri. Karena itu, kami berdiri bersama rakyat Palestina yang terus menghadapi ketidakadilan,” tegasnya.
Komitmen itu diperkuat dalam KTT Perdamaian Gaza di Mesir pada 13 Oktober 2025, yang juga dihadiri pemimpin Amerika Serikat, Qatar, Turki, dan Mesir. Pertemuan tersebut menghasilkan deklarasi bersama untuk menempuh penyelesaian konflik melalui diplomasi dan negosiasi, bukan kekerasan.
Tak hanya di ranah politik, diplomasi ekonomi juga menjadi pilar penting pemerintahan Prabowo–Gibran. Pada 6 Januari 2025, Indonesia resmi bergabung dengan pakta ekonomi BRICS (Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan). Langkah strategis ini memperluas akses Indonesia terhadap pasar negara berkembang dan memperkuat posisi di ekonomi global.
Selain itu, pemerintah berhasil menyelesaikan perundingan Indonesia–European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU–CEPA) yang membuka peluang ekspor produk Indonesia ke Eropa dengan tarif nol persen. Di tengah gejolak ekonomi dunia, Indonesia mencatat pertumbuhan ekonomi sebesar 5,12 persen pada kuartal II 2025, sementara realisasi investasi semester pertama mencapai Rp942 triliun, naik 13,6 persen dibanding tahun sebelumnya.
Dalam bidang budaya, diplomasi Indonesia juga mencatat sejarah baru. Pada kunjungan kenegaraan ke Belanda pada 26 September 2025, Presiden Prabowo bertemu dengan Raja Willem-Alexander dan Ratu Máxima. Pertemuan itu menghasilkan kesepakatan penting: pengembalian 30.000 benda bersejarah milik Indonesia yang selama ini tersimpan di Belanda. Koleksi tersebut mencakup fosil, artefak, hingga dokumen budaya yang akan segera direpatriasi ke tanah air.
Langkah-langkah diplomasi ini menunjukkan arah baru kebijakan luar negeri Indonesia, tegas, aktif, dan berkarakter. Prabowo menegaskan, Indonesia bukan hanya bangsa yang berdiri di antara kekuatan dunia, tetapi juga bangsa yang berbicara dengan hati nurani dan kehormatan sejarahnya.
sumber: Infopublik.id

