Isuenasional, Pangkep – Upaya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep) dalam menekan angka kemiskinan terus menunjukkan hasil konkret. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat kemiskinan di Pangkep turun dari 14,28 persen pada 2021 menjadi 11,60 persen pada 2025. Penurunan sebesar 2,68 persen ini menjadikan Pangkep sebagai daerah dengan penurunan kemiskinan tertinggi kedua di Sulawesi Selatan.
Bupati Pangkep, Muhammad Yusran Lalogau, menegaskan bahwa keberhasilan ini bukan hasil kebetulan, melainkan buah dari strategi dan kebijakan yang tepat sasaran. “Penurunan kemiskinan ini adalah hasil nyata dari upaya menurunkan beban pengeluaran, meningkatkan pendapatan, serta mengurangi kantong-kantong kemiskinan,” ujarnya dalam kegiatan sosialisasi Sensus Ekonomi 2026 di Kantor Bupati Pangkep, Jumat (17/10/2025).
Menurut Yusran, program pengentasan kemiskinan di Pangkep telah diarahkan melalui Rencana Penanggulangan Kemiskinan Daerah (RPKD) 2022–2026, dengan fokus pada peningkatan kesejahteraan, penciptaan lapangan kerja, dan pemberdayaan ekonomi lokal. “Pertumbuhan ekonomi bukan sekadar angka, tetapi cerminan dari meningkatnya kesejahteraan masyarakat,” tegas Bupati dua periode itu.
Beberapa program unggulan yang menopang penurunan kemiskinan di Pangkep antara lain:
-
Bantuan sosial bagi 21.570 keluarga penerima manfaat (KPM)
-
Pembebasan iuran BPJS bagi lebih dari 229 ribu jiwa
-
Capaian Universal Health Coverage (UHC) mencapai 99,49 persen
-
Pemberdayaan 58 ribu pelaku UMKM
-
Pembangunan 1.074 kilometer jalan kabupaten dan 797 rumah layak huni
Langkah-langkah ini berperan penting dalam menekan beban pengeluaran warga sekaligus memperluas akses ekonomi bagi kelompok rentan. Ke depan, Pemkab Pangkep menargetkan angka kemiskinan turun ke satu digit, yakni 9,83 persen pada tahun 2030, dengan mendorong investasi produktif, pemberdayaan masyarakat, serta penciptaan lapangan kerja lokal.
“Kami fokus pada ekonomi rakyat. Investasi yang masuk harus membuka peluang kerja bagi masyarakat lokal,” tegas Yusran.
Sementara itu, Kepala BPS Pangkep, Ayub Parlin Ampulembang, menyampaikan bahwa persentase penduduk miskin tahun 2025 sebesar 11,6 persen, turun dari 12,41 persen pada 2024. Penurunan sebesar 0,81 persen tersebut menempatkan Pangkep di posisi kedua tertinggi dalam penurunan kemiskinan di Sulawesi Selatan dari total 24 kabupaten/kota.
“Kalau dibandingkan dengan daerah lain di Sulsel, Pangkep menjadi kabupaten dengan penurunan kemiskinan tertinggi kedua,” jelas Ayub.
BPS juga mencatat penurunan indeks kedalaman kemiskinan (P1) sebesar 0,7 persen, menandakan penduduk miskin di Pangkep semakin dekat dengan garis kemiskinan. Indeks keparahan kemiskinan (P2) pun menurun, menunjukkan distribusi pendapatan yang makin merata di kelompok masyarakat bawah.
Menurut Ayub, keberhasilan ini ditopang oleh tiga langkah utama:
-
Meningkatkan pendapatan masyarakat lewat perluasan lapangan kerja dan dukungan pada sektor produktif.
-
Meringankan beban pengeluaran rumah tangga miskin melalui subsidi dan bantuan sosial yang tepat sasaran.
-
Mengurangi kantong kemiskinan dengan memperkuat program pemberdayaan masyarakat di wilayah tertinggal.
“Jika ketiga strategi ini berjalan beriringan, insyaallah angka kemiskinan di Pangkep bisa terus ditekan,” tutup Ayub optimistis.
sumber: Infopublik.id

