Close Menu
  • Home
  • Nasional
  • Daerah
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Wisata
Facebook X (Twitter) Instagram
  • Home
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Kode Etik
Facebook X (Twitter) Instagram Pinterest Vimeo
Isue Nasional – AKtual,Informatif,TerpercayaIsue Nasional – AKtual,Informatif,Terpercaya
  • Home
  • Nasional
  • Daerah
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Wisata
Subscribe
Isue Nasional – AKtual,Informatif,TerpercayaIsue Nasional – AKtual,Informatif,Terpercaya
Beranda » Internet dan AI Ubah Gaya Hidup Digital Masyarakat Indonesia, Tapi Literasi Masih Jadi Tantangan
Berita Unggulan

Internet dan AI Ubah Gaya Hidup Digital Masyarakat Indonesia, Tapi Literasi Masih Jadi Tantangan

IsueNasionalBy IsueNasionalOktober 24, 2025Tidak ada komentar3 Mins Read
Share Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Reddit Telegram Email
Internet dan AI ubah perilaku digital masyarakat Indonesia, tapi literasi digital rendah jadi tantangan besar menuju ekosistem informasi sehat. Foto: Amiri Yandi/InfoPublik
Share
Facebook Twitter LinkedIn Pinterest Email

Isuenasional, Makassar – Perkembangan internet dan kecerdasan buatan (AI) telah mengubah pola hidup dan perilaku digital masyarakat Indonesia secara signifikan. Aktivitas daring kini bukan sekadar pelengkap, melainkan sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari keseharian.

Data terbaru menunjukkan, rata-rata pengguna internet di Indonesia menghabiskan waktu 7 jam 22 menit per hari untuk berselancar di dunia maya. Dari jumlah itu, sekitar 3 jam 8 menit digunakan untuk mengakses media sosial. Bahkan, 100 juta pengguna aktif TikTok tercatat menghabiskan waktu sekitar 1,5 jam per hari atau 45 jam per bulan untuk menonton konten video pendek.

Hal ini disampaikan oleh Praktisi Komunikasi Good News From Indonesia (GNFI), Wahyu Aji, dalam diskusi Media Connect: Dari Clickbait Jadi Kredibel di Menara Bosowa, Makassar, Kamis (23/10/2025) malam.

“Media sosial kini menjadi sumber informasi utama bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, menggantikan peran media konvensional,” ujar Wahyu.

Namun di tengah dominasi media sosial, Wahyu menyoroti hadirnya fenomena baru: kecerdasan buatan (AI) yang mampu menghasilkan konten seolah-olah dibuat oleh manusia. Ia menyebut bahwa Indonesia mencatat tingkat adopsi AI tertinggi di Asia Tenggara, mencapai 42 persen, dengan 92 persen pekerja intelektual sudah memanfaatkan AI dalam pekerjaannya.

Meski begitu, dari sisi kesiapan menghadapi era AI, Indonesia masih berada di posisi keempat di kawasan ASEAN — di bawah Singapura, Malaysia, dan Thailand. Salah satu penyebabnya adalah rendahnya tingkat literasi digital masyarakat.

“Hanya 29 persen warga Indonesia yang memiliki kemampuan literasi digital dalam kategori baik,” ungkap Wahyu.

Lebih lanjut, 52 persen masyarakat Indonesia mengaku tidak tahu apakah konten yang mereka lihat di internet dibuat oleh manusia atau oleh AI. Fakta ini menegaskan bahwa kemampuan publik untuk mengenali dan memverifikasi informasi digital masih perlu ditingkatkan.

“Fenomena ini menjadi tantangan baru bagi ekosistem digital Indonesia — bagaimana memastikan masyarakat tidak hanya aktif dan kreatif di dunia digital, tetapi juga cerdas dan kritis dalam menggunakannya,” kata Wahyu.

Dalam paparannya, Wahyu juga memaparkan sejumlah tantangan komunikasi publik di era digital, di antaranya:

  • Berbicara tanpa berkomunikasi: Masyarakat banyak berbagi pesan, tapi sering gagal memahami satu sama lain.

  • Overload informasi dan misinformasi: Banjir konten membuat publik sulit membedakan informasi kredibel.

  • Digital divide dan inklusivitas: Tidak semua orang memiliki akses dan literasi digital yang memadai.

  • Hilangnya kepekaan nonverbal: Komunikasi digital cenderung miskin ekspresi dan mudah disalahartikan.

  • Fragmentasi ruang digital: Munculnya “echo chamber” yang membuat masyarakat terjebak dalam perspektif terbatas.

  • Hambatan budaya organisasi: Banyak institusi yang masih kesulitan beradaptasi dengan gaya komunikasi digital yang cepat dan terbuka.

Wahyu menegaskan, semua pihak  (termasuk media, pemerintah, dan masyarakat ) perlu berperan aktif menjaga ruang digital agar tetap sehat, informatif, dan penuh nilai.

“Era digital bukan hanya tentang siapa yang paling cepat menyebarkan informasi, tapi siapa yang paling bisa dipercaya,” tutupnya.

sumber: Infopublik.id

#AIIndonesia #DigitalSociety #GNFI #InternetIndonesia #KecerdasanBuatan #LiterasiDigital #MediaSosial #RuangDigital #TransformasiDigital #WahyuAji
Share. Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Email
Previous ArticleDirjen Komdigi Fifi Aleyda Yahya: Medsos dan Media Mainstream Harus Bersinergi Bangun Informasi Kredibel
Next Article Pemerintah Siapkan Mudik Gratis Nataru 2025/2026, Fasilitasi Ribuan Penumpang dan Motor
IsueNasional
  • Website

Related Posts

Berita Unggulan

Mahasiswa University of Melbourne Pelajari Kebijakan Sosial Kota Yogyakarta Lewat Joint Course UGM

November 14, 2025
Berita Unggulan

Kubu Raya Siapkan Sistem One Way di Sungai Raya Dalam untuk Atasi Kemacetan dan Dukung Wisata Kuliner

November 14, 2025
Berita Unggulan

Kemenag Digitalisasi Arsip Bersejarah: Akta Nikah Jawa Hanacaraka 1879–1898 Resmi Diserahkan ke ANRI

November 14, 2025
Add A Comment

Comments are closed.

Berita Terbaru

Mahasiswa University of Melbourne Pelajari Kebijakan Sosial Kota Yogyakarta Lewat Joint Course UGM

November 14, 2025 Berita Unggulan

Kubu Raya Siapkan Sistem One Way di Sungai Raya Dalam untuk Atasi Kemacetan dan Dukung Wisata Kuliner

November 14, 2025 Berita Unggulan

Kemenag Digitalisasi Arsip Bersejarah: Akta Nikah Jawa Hanacaraka 1879–1898 Resmi Diserahkan ke ANRI

November 14, 2025 Berita Unggulan
Stay In Touch
  • Facebook
  • YouTube
  • TikTok
  • WhatsApp
  • Twitter
  • Instagram
Populer

Neezzar Sayddan: “Crazy Maestro” yang Menyulap Kegilaan Jadi Jalan Pencerahan

Oktober 26, 202559 Views

Penuh Keceriaan! Kids Fun Yogyakarta Jadi Surga Baru Liburan Keluarga di Jogja

Oktober 29, 202518 Views

Kolaborasi Pariwisata DIY: Budaya Lokal Dibangkitkan Lewat Teknologi

Juli 29, 202517 Views
Terbaru

Mahasiswa University of Melbourne Pelajari Kebijakan Sosial Kota Yogyakarta Lewat Joint Course UGM

November 14, 2025

Kubu Raya Siapkan Sistem One Way di Sungai Raya Dalam untuk Atasi Kemacetan dan Dukung Wisata Kuliner

November 14, 2025

Kemenag Digitalisasi Arsip Bersejarah: Akta Nikah Jawa Hanacaraka 1879–1898 Resmi Diserahkan ke ANRI

November 14, 2025
Facebook X (Twitter) Instagram Pinterest
  • Home
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Kode Etik
© 2025 isuenasional.com

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.