Jakarta, Isue Nasional — Menteri Kebudayaan Fadli Zon, selaku Ketua Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan (GTK), menyatakan bahwa Presiden ke-2 Republik Indonesia, H. M. Soeharto, dinilai memenuhi seluruh kriteria untuk dianugerahi gelar Pahlawan Nasional.
Pernyataan itu disampaikan usai Fadli Zon menyerahkan daftar calon penerima gelar kehormatan kepada Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (11/11/2025).
“Seluruh nama yang diajukan telah melalui penelitian dan pengkajian mendalam oleh Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Pusat (TP2GP), melibatkan pakar lintas disiplin ilmu, serta disinergikan antara pemerintah daerah dan pusat. Proses ini dilakukan secara ketat, objektif, dan transparan,” ujar Fadli Zon dalam keterangan tertulisnya.
Fadli menambahkan, pemberian gelar Pahlawan Nasional merupakan bentuk penghormatan negara kepada tokoh yang berjasa besar bagi bangsa dan negara. Tahun ini, Dewan GTK mengajukan 40 nama calon penerima gelar Pahlawan Nasional baru serta sembilan nama tambahan dari hasil pengkajian lanjutan tahun sebelumnya.
Dukungan dari Berbagai Kalangan
Rencana pemberian gelar Pahlawan Nasional kepada Soeharto mendapat dukungan luas dari berbagai kalangan, termasuk organisasi keagamaan dan tokoh masyarakat.
Ketua Umum Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII), Adian Husaini, menyatakan dukungannya terhadap langkah tersebut.
“Kalau tentang kontroversi, siapa Pahlawan Nasional yang tidak punya kontroversi? Siapa yang tidak punya salah?” ujarnya, dikutip dari laman resmi DDII, mediadakwah.id.
Menurut Adian, perdebatan publik terhadap tokoh nasional adalah hal wajar, dan banyak pimpinan ormas Islam menilai Soeharto layak dianugerahi gelar kehormatan negara tersebut.
Tokoh Muhammadiyah, Din Syamsuddin, juga menyatakan hal serupa. Ia menilai penetapan Soeharto sebagai Pahlawan Nasional adalah langkah tepat, meski agak terlambat.
“Selama 30 tahun memimpin Indonesia, beliau menunjukkan komitmen kuat dalam membangun bangsa dan negara,” ujar Din usai menghadiri World Peace Forum ke-9 di Galeri Nasional, Jakarta.
Proses Panjang dan Kajian Mendalam
Menurut Fadli Zon, nama Soeharto telah diusulkan sebanyak tiga kali — pada 2011, 2015, dan 2025. Seluruh pengusulan itu, kata dia, memenuhi persyaratan administratif dan substansial.
Dalam daftar tahun ini, nama Soeharto termasuk di antara 40 tokoh yang diusulkan oleh Menteri Sosial Saifullah Yusuf kepada Dewan GTK untuk memperoleh gelar Pahlawan Nasional.
“Proses penilaian ini bersifat kolektif dan melibatkan sinergi lintas lembaga, mulai dari pemerintah daerah, akademisi, hingga pakar sejarah,” tegas Fadli Zon.
Penganugerahan gelar ini diharapkan menjadi bentuk penghormatan negara terhadap jasa dan kontribusi tokoh-tokoh yang telah membangun pondasi penting bagi kemajuan Indonesia.
Sumber : Infopublik

